Oleh Syafiqoh Mubarokah
Di tengah masyarakat yang semakin beragam, perbedaan agama
sering kali menjadi sumber ketegangan. Konflik yang muncul bukan semata-mata
karena perbedaan keyakinan, tetapi lebih sering disebabkan oleh ketidakpahaman
terhadap agama lain. Bagaimana kita bisa mengubah ketidakpahaman ini menjadi
toleransi yang sejati?
Ketidakpahaman sering kali menjadi akar dari intoleransi
dalam kehidupan beragama. Banyak orang yang tidak memiliki cukup pengetahuan
tentang agama lain sehingga mudah terpengaruh oleh stereotip dan prasangka
negatif. Tanpa interaksi yang cukup, perbedaan agama sering kali menjadi sumber
perpecahan daripada alat pemersatu.
Untuk mewujudkan hubungan agama yang harmonis, terdapat
beberapa strategi yang dapat diterapkan. Pertama, pendidikan dan literasi
keagamaan menjadi kunci utama dalam membangun toleransi. Kurikulum pendidikan
sebaiknya memasukkan materi tentang agama-agama yang ada di dunia dengan
pendekatan yang objektif dan ilmiah. Selain pendidikan formal, literasi
keagamaan juga bisa diperoleh melalui media, buku, seminar, dan diskusi. Tokoh
agama dan pemuka masyarakat harus berperan aktif dalam menyebarkan informasi
yang benar tentang keyakinan mereka serta menepis kesalahpahaman yang sering
beredar di masyarakat.
Kedua, dialog antaragama menjadi sarana yang efektif untuk
mencapai pemahaman yang lebih mendalam. Membangun toleransi tidak cukup hanya
dengan memahami agama lain secara teori, tetapi juga harus melalui interaksi
langsung dengan penganut agama lain. Dalam dialog ini, setiap pihak dapat
berbagi pengalaman dan pandangan tanpa rasa takut akan dihakimi atau dipaksa
untuk mengubah keyakinan mereka. Dengan adanya forum-forum seperti ini,
stereotip negatif terhadap agama lain bisa diminimalkan.
Ketiga, media memiliki peran yang sangat besar dalam
membentuk opini masyarakat terhadap suatu agama. Sayangnya, sering kali media
lebih banyak menyoroti konflik antaragama daripada menampilkan contoh harmoni
dan kerja sama antarumat beragama. Oleh karena itu, media harus lebih aktif
dalam menyebarluaskan narasi yang positif tentang toleransi dan keberagaman.
Kampanye digital yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya toleransi bisa
menjadi salah satu langkah efektif dalam menanggulangi penyebaran hoaks dan
ujaran kebencian berbasis agama.
Keempat, pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam
menjaga kerukunan antarumat beragama. Regulasi yang adil dan tidak
diskriminatif harus diterapkan untuk melindungi hak-hak semua warga negara
dalam menjalankan ibadah sesuai keyakinan masing-masing. Selain regulasi,
pemerintah juga dapat berperan sebagai fasilitator dalam mempertemukan berbagai
kelompok agama dalam satu wadah kerja sama. Program-program yang mendukung
interaksi positif antaragama, seperti kerja bakti bersama atau kegiatan sosial
lintas agama, dapat membantu membangun solidaritas dan mengurangi ketegangan.
Kelima, toleransi sejatinya dimulai dari individu. Setiap
orang harus memiliki kesadaran bahwa dunia ini dihuni oleh manusia dengan latar
belakang yang berbeda-beda, termasuk dalam hal keyakinan. Seseorang yang
memiliki pemikiran terbuka dan empati akan lebih mudah menerima perbedaan tanpa
merasa terancam. Membangun kesadaran ini bisa dimulai dari lingkungan keluarga
dan komunitas terdekat. Orang tua dan pendidik memiliki peran penting dalam
menanamkan nilai-nilai toleransi kepada anak sejak dini. Dengan demikian,
generasi mendatang akan tumbuh dengan sikap yang lebih inklusif terhadap
perbedaan.
Membangun toleransi membutuhkan upaya yang berkelanjutan
melalui pendidikan, dialog antaragama, peran media yang positif, regulasi yang
adil, serta kesadaran individu. Dengan menerapkan strategi-strategi ini, kita
dapat menciptakan masyarakat yang lebih harmonis, di mana setiap orang dapat
menjalankan keyakinannya dengan damai tanpa harus merasa terancam oleh
perbedaan. Toleransi bukan berarti menghilangkan perbedaan, tetapi bagaimana
kita dapat hidup berdampingan dalam perbedaan tersebut dengan saling menghargai
dan memahami satu sama lain.
Opini_Tugas Mata Kuliah Metode Pengembangan Keberagamaan
Dosen Pengampu: Dr. Suwendi, M.Ag
Program Pascasarjana UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon