Senin, 02 Juni 2025

Moderasi Beragama dalam Dunia Pendidikan: Apakah Hanya Wacana atau Solusi Nyata?


Oleh: Syafiqoh Mubarokah

Belakangan ini, muncul banyak kekhawatiran tentang tumbuhnya sikap intoleran dan radikal di lingkungan sekolah dan kampus. Misalnya, data dari PPIM UIN Jakarta tahun 2018 menyebutkan bahwa lebih dari 60% guru di Indonesia memiliki pandangan yang intoleran terhadap pemeluk agama lain. Bahkan, sebagian mahasiswa di perguruan tinggi keagamaan negeri mendukung berdirinya negara khilafah dan menolak Pancasila sebagai ideologi negara. Di tengah situasi ini, moderasi beragama dianggap sebagai jalan keluar. Tapi, apakah konsep ini sudah benar-benar diterapkan di dunia pendidikan kita?

Moderasi beragama bukanlah sekadar istilah yang indah untuk didengar. Ini adalah cara beragama yang menghindari sikap ekstrem dan memaksakan kebenaran sendiri. Dalam dunia pendidikan, moderasi beragama sangat penting agar generasi muda tidak tumbuh menjadi pribadi yang sempit cara pandangnya, namun mampu hidup berdampingan di tengah keberagaman. Dua artikel yang ditulis oleh Suwendi dan tim menegaskan bahwa pendidikan harus menjadi ruang utama untuk menanamkan nilai-nilai ini, bukan justru menjadi ladang subur bagi tumbuhnya intoleransi.

Moderasi beragama berarti menjalani agama dengan cara yang adil, seimbang, dan menghargai perbedaan. Ini bukan berarti melemahkan ajaran agama, melainkan memahami bahwa semua agama mengajarkan kebaikan dan kedamaian. Sayangnya, realita menunjukkan bahwa banyak sekolah dan kampus belum mampu menciptakan lingkungan yang toleran. Bahkan, ada guru yang mengajarkan kebencian terhadap kelompok tertentu atas nama agama.

Artikel Transforming Religious Moderation in the Education World menyatakan bahwa pendidikan adalah tempat strategis untuk membentuk karakter moderat. Namun, masih banyak pemangku kepentingan pendidikan yang memisahkan antara nilai keagamaan dan nilai kebangsaan. Akibatnya, semangat beragama sering kali tidak sejalan dengan cinta tanah air.

Sementara itu, artikel Strengthening Religious Moderation to Prevent Extremism in Educational Institutions menyebut bahwa ada tiga tantangan besar yang dihadapi dunia pendidikan: tumbuhnya paham ekstrem, klaim kebenaran tunggal dalam agama, dan semangat keagamaan yang tidak sejalan dengan semangat kebangsaan. Ketiganya sangat berbahaya karena bisa melahirkan konflik sosial dan melemahkan persatuan bangsa.

Solusinya, pendidikan harus mempraktikkan moderasi beragama dalam kegiatan sehari-hari. Ini bisa dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, guru dan dosen perlu mendapatkan pelatihan tentang moderasi beragama. Mereka harus menjadi contoh bagi muridnya dalam bersikap terbuka dan adil. Kedua, kurikulum pelajaran harus menyisipkan nilai-nilai toleransi, keberagaman, dan kebangsaan. Ketiga, sekolah dan kampus perlu menciptakan kegiatan yang mempertemukan siswa dari berbagai latar belakang untuk belajar saling memahami.

Penting juga untuk mengembangkan pendidikan multikultural. Artinya, peserta didik dikenalkan bahwa Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya, dan semua itu harus dihormati. Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya tahu tentang keberagaman, tapi juga belajar bagaimana hidup berdampingan dengan damai.

Guru memiliki peran penting. Mereka harus menjadi teladan sikap moderat, tidak memihak, dan mampu menjelaskan bahwa agama hadir untuk menjaga martabat manusia dan membangun kebaikan bersama. Pendidikan yang hanya menekankan pada keseragaman justru akan melahirkan generasi yang sulit menerima perbedaan dan mudah terpengaruh paham sempit.

Dengan mengintegrasikan nilai-nilai moderasi beragama secara serius dalam dunia pendidikan, kita tidak hanya mencegah radikalisme, tapi juga membentuk generasi muda yang cinta damai, toleran, dan mampu menjaga keutuhan bangsa. Moderasi beragama bukan sekadar jargon, melainkan kebutuhan mendesak demi masa depan Indonesia yang lebih damai dan bersatu.

 

Opini_Tugas Mata Kuliah Metode Pengembangan Keberagamaan

Dosen Pengampu: Dr. Suwendi, M.Ag

Program Pascasarjana UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar